kapal adalah mode transportasi yang sudah ada sejak dahulu .Kapal digunakan bukan hanya untuk alat p engangkut manusia saja ,tetapi kapal juga bisa digunaka untuk mengankut logistik atau kebutu han manusia itu sendiri.Demikian juga kapal kayu yang sejak dahulu sampai sekarang diguakan .
A. Penentuan Konstruksi Kapal Kayu
Perencanaan kapal kayu perairan pantai dengan dimensi pokok sebagai berikut:
Panjang (L) : 17 m
Lebar (B) : 4,5 m
Tinggi (H) : 2,5 m
Sarat air (T) : 2,0 m
Cb : 0,6 m
Karena dalam pembuatan kapal kayu bahan utama yang dipergunakan adalah kayu, maka kayu harus diperhatikan dalam penggunaannya. Maka untuk bagian konstruksi yang penting harus dipergunakan kayu dengan mutu minimum kelas kuat III dan kelas awet III. Selain itu kayu yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kayu yang dipergunakan untuk bagian-bagian konstruksi kapal kayu, yaitu:
· Kualitas kayu yang baik
· Kayu tidak celah cacat dan tidak pecah-pecah
· Kayu tidak berlubang pada lingkaran tahun
· Kayu harus tahan terhadap air,cuaca musim, jamur serangga
· Kayu tidak mudah dimakan tiram dan tidak mudah lengkung
Sedangkan bahan pengikat yang dipergunakan untuk pengikat-penguat bagian-bagian konstruksi kapal kayu adalah paku, sekrup, mur-baut dan klem. Sedang bahan yang dipergunakan untuk menjamin kekedapan antara sambungan-sambungan konstruksi (papan-papan kayu) adalah pakal, dempul dan cat. Bahan pakal yang dipergunakan untuk pekerjaan pendupulan antara lain:
- ter ditambah sedikit pasir
- dammar + minyak tanah + minyak cat
Untuk konstruksi yang melengkung maka diperelukan kayu yag melengung, berikut cara untuk melengkungkan kayu :
1. Cara pemanasan (dengan pertolongan api) yaitu balok kayu yang akan dilengkungkan dipanasi dengan api (yang diperoleh dari kompor api atau blander api)
2. Cara penguapan (dengan pertolongan uap air) yaitu balok kayu yang akan dilengkungkan dimasukkan kedalam kotak, kemudian uap air dimasukkan kedalam kotak tersebut. Cara penguapan memerlukan waktu kira-kira 2-4 jam.
Dalam menentukan ukuran balok-balok konstruksi kapal kayu tergantung dari:
1. Angka penunjuk : L(B/3 + H) = 17 (4,5/3 + 2,5)
= 17 x 4 (m2)
= 68 m2
2. Daerah pelayaran :
pelayaran pantai.
Penentuan balok/ukuran balok-balok konstruksi kapal kayu;
1. Lunas
Ukuran lebar x tinggi lunas (lunas luar dan lunas dalam) didapat dari table 1 serta tergantung dari angka penunjuk L(B/3 + H). Karena angka penunjuknya 68 m2 maka kapal hanya memiliki lunas luar dan tidak perlu mempunyai lunas dalam. Sehingga ukuran lunasnya 235 x 365 serta luas penampang 855 cm2
2. Linggi Haluan dan Linggi Buritan
a. Ukuran lebar x tinggi linggi haluan didapat dari tabel 1 yaitu 200 x 300 mm. tinggi linggi haluan diatas garis air muat > 80% dari linggi haluan sehingga menjadi =
300 mm + (80% + 300 mm) = 540 mm
Tinggi linggi buritan ≥ 105% dari tinggi linggi haluan =
300 mm + (105% + 300 mm) = 615 mm
Lebar linggi buritan = lebar linggi haluan = 200 mm.
Panjang linggi haluan yang dibutuhkan sekitar 5 m.
b. Linggi Baling-baling
Jarak antara tabung buritan dengan sisi dalam sponeng > 20 mm. Apabila angka penunjuk : L(B/3 + H) >120, maka jarang antara lubang tabung buritan dengan sisi dalam sponeng > 25 mm.
Lutut linggi sebagai sebagai penguat sambungn antara linggi dengan lunas luar lutut linggi harus berimpitan dengan lunas luar dan linggi haluan sepanjang 3 x tinggi lunas.
c. Ketentuan yang harus dipenuhi untuk sambungan linggi antara lain :
- sambungan linggi haluan harus terletak diatas garis air-garis muat dengan panjang sambungan 5 x tinggi linggi haluan.
- sambungan antara lunas dengan linggi haluan/linggi buritan harus dipasang stop water dititik pertemuan antara sponeng dengan sambungan.
3. Gading dan Wrang
a. Ada 4 macam jenis gading, yang digunakan yaitu jenis gading lengkung tunggal yang mempunyai bentuk dasar U.
b. Ukuran gading
Panjang jarak gading dapat dilihat dari tabel 6a. Tergantung dari angga penunjuk:
L (B/3 + H) = 68 m2, jarak gading diambil sesuai dengan angka penunjuk tersebut jika tidak terdapat yang sesuai maka dapat dicari dengan interpolasi.
Maka jarak gading = a = 380 + ((68-60)/(70-60)) x (405-380) = 380 + 8/10 x 25
= 380 + 20 = 400 mm
Untuk tinggi dan tebal gading adalah
B/3 + H = 4,5/3 + 2,5 = 4 m
Ukuran tebal x tinggi didapat dari tabel 6.
Modulus untuk jarak gading 100 mm = W100 = 90 cm2
Maka modulus untuk jarak gading 400 mm = 90 x 400/100 = 360 cm2
Tebal dicari dengan cara interpolasi :
Tebal gading = 95 + (360-342)/(400-342) x (100-95) = 95 + 18/58 x (5) = 96,55 mm
= 97 mm
Tinggi gading = 147 + (360-342)/(400-342) x (155 - 147) = 149,48 mm
= 150 mm
Tinggi gading = 110 + (360-342)/(400-342) x (116 – 110) = 111,86 mm
= 112 mm
Jadi, tebal gading = 97 mm
Tinggi gading = 150 mm
= 112 mm
c. Hubungan antara gading dengan wrang
Gding lambung kiri dan gading lambung kanan dihubungkan dengan wrang. Tinggi wrang didapat dari tabel 4 (diukur dari sisi atau lunas luar). Tinggi untuk kapal pelayaran dan untuk kapal dengan lunas luar saja,yaitu :
B/3 + H = 4 m
Maka tinggi wrang = 240 + (4-3,8)/(4,2-3,8) x (260-240) = 250 mm dari sisi atas lunas luar.
Tebal wrang = tebal gading = 97 mm
Panjang wrang ≥ 0,4 B’ (B’ = lebar kapal setempat)
d. Banyaknya gading pada panjang kapal 17 m dengan jarak gading 400 mm adalah 43 gading. Jadi banyaknya kebutuhan gading :
· pajang gading terbesar yaitu B + 2xH = 4,5 m + 2 x 2,5 m = 9,5 m
· jika banyak gading 43 gading, maka = 9,5 m x 43 gading
= 408,5 m
· karena Cb = 0,6 maka panjang gading yang dibutuhkan didapatkan
= 0,6 x 408,5 m = 245,1 m. Dengan tebal 97 mm.
4. Galar Balok dan galar kim
a. Terdapat 3 macam galar balok, yaitu:
· galar balok utama
· galar balok samping-galar balok sisi
· galar balok bawah
Pada angka penujuk L(B/3 + H) ≥ 55 maka setiap sisi/lambung harus dipasang galar balok utama, galar balok samping dan galar balok bawah.
Ukuran tebal x tinggi galar balok didapat dari tabel 5.
v Galar balok utama
Tinggi = 295 + (68-60)/(70-60) x (325-295) = 295 + 8/10 (30) = 319 mm
Tebal = 61 + (68-60)/(70-60) x (67-61) = 65,8 mm
= 66 mm
Tinggi = 275 + (68-60)/(70-60) x (305-275) = 299 mm
Tebal = 65 + (68-60)/(70-60) x (72-65) = 70,6 mm à
= 71 mm
v Galar balok samping
Tinggi = 96 + (68-60)/(70-60) x (105-96) = 103,2 mm
= 104 mm
Tebal = 104
v Galar balok bawah
Tinggi = 174 + (68-60)/(70-60) x (185-174) = 182,8 mm
= 183 mm
Tebal = 53 + (68-60)/(70-60) x (59-53) = 57,8 mm
= 58 mm
Jadi tinggi x tebal :
à Galar balok utama : 319 mm x 66 mm ~ 299 mm x 71 mm
à Galar balok samping : 104 mm x 104 mm
à Galar balok bawah : 183 mm x 58 mm
Diluar daerah 0,25 L1 dan 0,75L1 penampang galar balok dapat diperkecil secara berangsur-angsur 75%.
b. Galar kim harus dipasang pada setiap sisi/lambung kapal, dimana galar kim dapat terdiri dari beberapa balok kayu. Ukuran tebal x tinggi didapat dari tabel 5.
Ukuran tebal x tinggi :
Tinggi = 245 + (68-60)/(70-60) x (255-245) = 253 mm
Tebal = 58 mm
Diluar penampang 0,25 L1 dan 0,75 L1 penampang galar kim dapat diperkecil secara berangsur-angsur sampai 75%. Galar kim boleh disambung memanjang dan harus dipasang dari muka sampai belakang kapal. Untuk kapal yang mempunyai palkah ikan, galar kim dapat terputus pada dinding sekat palkah sekat ikan, tetapi galar kim dengan dinding sekat dihubungkan dengan lutut.
c. panjang galar yang dibtuhkan diperkirakan sampai sepanjang kapal yaitu +/- 7 m.
5. Pengikat linggi
a). Galar balok dan galar kim dengan linggi haluan/buritan harus dihubungkan dengan pengikat linggi (pengikat linggi terbuat dari baja atau kayu).
b). pengikat linggi = lutut linggi harus sampai gading yang terletak dibelakang linggi haluan atau gading yang terletak dimuka linggi buritan, tetapi panjang lengan pengikat linggi ≥ 600 mm.
c). Penampang penikat linggi tergantung dari angka penunjuk L(B/3+H). penampang linggi didapat dari tabel 3.
Penampang pengikat linggi = 20 + (68-60)/(70-60) x (24-20) = 20,8 mm
= 21 mm
Penampang lengan lutut linggi dari kayu = penampang gading tunggal :
Tinggi = 112 ~ 150 mm
Tebal = 97 mm
6. Kulit Luar
a. ukuran tebal papan kulit luar didapat dari tabel 6. Kapal yang memiliki angka penunjuk L(B/3+H) > 50 maka kapal mempunyai lajur lunas dan lajur sisi atas yang tebalnya harus lebih besar dari yang lainnya dan lajur alas.
Tebal sisi dan alas = 42 + (68-60)/(70-60) x (45-42) = 44,4 mm
= 45 mm
Papan lajur sisi atas dan lunas :
Lebar = 460 + (68-60)/(70-60) x (490-460) = 484 mm à 480
Tebal = 49 + (68-60)/(70-60) x (52-49) = 51,4 mm à 52 mm
Diluar penampang 0,25 L1 dan 0,75 L1 penampang galar kim dapat diperkecil secara berangsur-angsur sampai tebalnya sama dengan tebal lajur sisi dan lajur alas.
Tebal papan kulit luar didapat dari tabel 6 untuk jarak gading menurut 2-3, apabila jarak gading diperbesar maka tebal papan harus ditambah menurut perbandingan lurus.
7. Balok geladak dan lutut balok geladak
a. jarak balok geladak didapat dari tabel 7. jarak balok geladak disesuaikan dengan jarak gading yaitu 400 mm.
b. ukuran lebar x tinggi balok geladak didapat dari tabel 8, dimana ukuran balok geladak tergantung dari :
· Panjang setiap balok geladak
· Jarak antara balok geladak
Untuk panjang balok geladak minimal setengah lebar kapal,
maka panjang balok geladak = ½ B = ½ 4,5 m = 2,25 m à 2,4 m
jarak balok geladak = 400 mm
lebar kapal = 4,5 m
Beban geladak untuk jarak balok geladak 100 mm = 0,454 t/cm2
Modulus balok kayu W100 = 8,6 cm3
Maka beban galadak untuk lebar kapal 4,5m
= 0,534 + (4,5-4,4)/(4,8-4,4) x (0,55-0,534) =0,538 t/m2
Modulus balo kayu W400 = 8,6 x 4,0 x 0,538/0,454 = 40,7 cm3 à 40 cm 3
Tegangan yang diijinkan untuk balok geladak kapal kayu =
σk = 260kg/cm2
8. Geladak
a. Ukuran tebal papan geladak didapat dari tabel 7, yaitu 53 mm.
lebar papan geladak = 75 mm à untuk kapal-kapal kecil
100 ~ 130 à untuk kapal-kapal besar
Papan geladak terbuat dari papan yang dipotong secara radial dan sepanjang mungkin.
9. Pagar
a. Apabila panjang kapal L>12 m maka tinggi pagar > 500 mm.
Tebal papan pagar = 0,7 x tebal papan kulit pagar.
Tebal pagar juga dapat diambil dari tabel 7, yaitu 40 mm.
b. Penahan-penahan pagar
Pagar harus diperkuat dengan penyokong pagar. Penyokong ini ditempatkan pada setiap gading yang ketiga (setiap gading yang kedua) atau jarak antara penegar-penegar pagar. = 1 ~ 2 x jarak gading. Ukuran penegar didapat dari tabel 3 seperti pada menghitung gading-gading.
Jarak antar penegar pagar = 1 x jarak gading = 1 x 400 mm = 400 mm.
Jika jarak antar penegar = jarak antar gading maka ukuran penegar juga sama dengan ukuran gading, yaitu :
Tebal = 97 mm
Tinggi = max = 150 mm
min = 112 mm
c. Pagar dalam
Tebal pagar dalam = tebal pagar = 40 mm
Lebar pagar dalam tergantung tergantung dari panjang kapal yaitu panjang kapal L>12 m, lebar pagar dalam = 250 mm, dimana lebar setiap lajur 75 – 130 mm.
d. Tudung pagar
Tebal tudung pagar = 1,5 ~ 2 x tebal papan geladak = 1,5 x 53 mm = 80 mm.
Lebar tudung pagar minimal = tinggi gading (satu lajur papan) = 112 mm.
Sambungan antara lajur-lajur papan dalam dan lajur-lajur tudung pagar dengan memakai sambungn tumpul dan dipasang kayu penyambung didalam pagar dalam serta dibawah tudung pagar.
e. Pisang-pisang = tender
Berfungsi sebagai pelindung sisi-lambung kapal dari benturan-benturan. Dimana pisang-pisang dipasang pada garis geladak dan pada lebar kapal ang terbesar. Pada umumnya pisang-pisang berbentuk setengah lingkkaran, dimana diameter pisang-pisang = 2 ~ 2,5 x lebar lajur-lajur papan kulit luar = 2 x 480 mm = 960 mm
10. Sekat Kedap Air
a. Ada 4 macam sekat kedap air, yaitu:
- sekat tubrukan
- sekat palkah
- sekat kamar mesin
- sekat buritan
b. Konstruksi sekat kedap air terdiri dari :
- Papan sekat kedap air, dimana tebal papan sekat didapat dari tabel 9.
- penegar sekat kedap air, dimana ukuran lebar x tinggi penegar sekat didapt dari tabel 9.
Jarak penegar sekat 530 mm
Jarak penegar sekat tubrukan 425 mm
Tebal sekat kedap air = 45 + (68-60)/(70-60) x (55-45) = 53 mm
Panjang penegar yang berlaku adalah ukuran panjang dari sisi bawah sekat sampai geladak ruang ikan disini menggunakan tinggi kapal (H) = 2,5 m
Maka modulus penampang penegar untuk jarak dasar penegar 100 mm
W100 untuk sekat biasa = 69 cm3
Untuk sekat tubrukan = 85,8 cm3
Maka modulus untuk jarak penegar 530 mm adalah
W530 untuk sekat biasa = (69 x 530)/ 100 = 365,7 cm3 à 366 cm3
W530 untuk sekattubrukan = (85,8 x 530)/ 100 = 454,74 cm3 à 455 cm3
Penegar untuk sekat biasa W530 = 366 cm3
Lebar = 90 + (366-324)/(375-324) x (100-90) = 98,23 mm à 98 mm
Tinggi = 140 + (366-324)/(375-324) x (150-140) = 148,23 mm à 148 mm
Penegar untuk sekat tubrukan W530 = 455 cm3
Lebar = 100 + (455-375)/(500-375) x (165-150) = 159,6 mm à160 mm
11. Pondasi Mesin
a. Ukuran pondasi mesin penggerak kapal tergantung dari :
- tenaga motor
- berat dan ukuran mesin
- roda gigi dan bantalan tekan
- angka perputaran dan jumlah silinder
- sifat perputaran motor
- bentuk konstruksi pondasi (sambungan antara pembujur pondasi dengan wrang)
b. Konstruksi pondasi mesin terdiri dari :
- Pemikul bujur kayu yang tunggal
- konstruksi baja atau kombinasi pemikul bujur kayu dengan penegar baja, yang dihubungkan pada wrang dan gading.
Dimana pemikul bujur kayu harus panjang (dapat memikul mesin, roda gigi dan bantalan tekan).
Panjang pondasi mesin = panjang sekat depan sampai sekat bagian buritan kapal (dimana kamar mesin terletak dibelakang).
B. Teknis pelaksanaan kerja :
Pelaksanaan yang dilakukan secara garis besar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembuatan kapal kayu secara teknis dimulai dengan peletakan lunas, yang selanjutnya secara berurutan dilaksanakan pemasangan linggi, balok air, balok susur, balok-balok poros, transom dan balok caping.
2. Dilanjutkan dengan pemasangan gading yang sudah disatukan dengan wrang. Kemudian untuk menguatkan gading dipasang balok deck, senta, lunas dalam, balok girder, dan tang penegak dan dilakukan pengontrolan, kelurusan, dan keserasian gading.
3. Dipasang papan pengapit (papan kulit pertama yang berhunbungan dengan lunas)yang dilanjutkan pemasangan papan kulit berikutnya. Pemasangan papan kulit pada sisi gading kanan harus bersamaan dan seimbang dengan sisi gading sebelah kiri sampai pekerjaan selesai. Bila pemasangan papan kulit tidak seimbang dan bersamaan, maka akan berpengaruh terhadap bentuk dan kestabilan dari kapal tersebut. Pemasangan papan deck bisa dilaksanakan bersamaan dengan papan kulit, kecuali pada bagian-bagian yang menjadi bukaan geladak utama.
Perbedaan prinsip yang nyata pada pelaksanaan pembuatan kapal kayu secara tradisional dengan secara teknik terletak pada konstruksi pemasangan geladak dan pada pemasangan papan kulit, dimana secara tradisi papan kulit dipasang terlebih dahulu sebelum pemasangan gading dan konstruksi pemasangan gading tidak diperkuat dengan wrang yang langsung di atas lunas, sehingga bentuk kapal dilaksanakan sama dengan bentuk papan kulit.
Sedangkan cara teknis pemasangan papan kulit mengikuti bentuk dan kedudukan gading. Selain hal tersebut pada umumnya pembuatan secara tradisi tanpa menggunakan pedoman gambar dan bestek, sehingga setelah kapal selesai tidak sesuai dengan rencana yang diharapkan.
C. Tinjauan Ekonomi Kapal Kayu
Saat ini kapal kayu sudah mulai ditinggalkan karena terjadi perkembangan tegnologi yang sangat pesat. Saat ini sudah mulai dikembangkan kapal-kapal yang terbuat dari fiberglass dan ferosement. Hal ini dikarenakan dari segi teknik bahan ini lebih sederhana dibandingkan dengan bahan dari kayu. Serta dalam ketersediaan bahan untuk saat ini bahan dari fiberglass dan ferosement lebih mudah didapatkan.
Kapal kayu sebenarnya di Indonesia saat ini masih dilestarikan hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya nelayan Indonesia yang masih menggunakan kapal kayu untuk kegiatan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena dilihat dari segi ekonomi kapal kayu masih lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Kapal kayu lebih ekonomis disebabkan karena teknologi yang digunakan masih sederhana atau bias dibilang dengan cara tradisional sedangkan kapal dengan fiberglass, ferrosement ataupun baja menggunakan tegnologi yang sudah maju.
Namun dalam perkembangannya kapal kayu mulai ditinggalkan karena keekonomisannya mulai berkurang hal ini disebabkan ketersediaan bahan bakunya sudah mulai susah untuk dicari. Karena pada saat ini sudah diatur tentang kerusakan lingkungan. Maka untuk penebangan hutan juga mulai dibatasi dan diatur secara ketat supaya tidak merusak lingkungan. Maka hal ini berakibat pada terbatasnya bahan baku kayu yang digunakan untuk membangun kapal. Karena keterbatasan bahan ini pula menyebabkan harga kayu juga semakin naik.
Yang membedakan kapal kayu dengan kapal yang lain yang sangat terasa yaitu dari segi ekonomi. Berikut terdapat beberapa alasan untuk menggunakan bahan baku kayu dibandingkan dengan bahan yang lain, yaitu:
1. berat jenis yang lebih ringan disbanding dengan baja dan ferrosement.
- kayu = 0.3 s/d 0.9 kg/dm3
- baja = 7.8 kg/dm3
- ferrosement = +/- diatas 3 kg/dm3
2. bukan penghantar panas dan listrik yang baik
3. untuk daerah tropis keberadaannya masih relative lebih mudah didapatkan dan harganya masih lebih murah disbanding baja, fiberglass atau ferrosement.
4. tersedia macam/jenis kayu dengan kualitas yang bervariasi