kapal kayu


kapal adalah mode transportasi yang sudah ada sejak dahulu .Kapal digunakan bukan hanya untuk alat p engangkut manusia saja ,tetapi kapal juga bisa digunaka untuk mengankut logistik atau kebutu han manusia itu sendiri.Demikian juga kapal kayu yang sejak dahulu sampai sekarang diguakan .





A. Penentuan Konstruksi Kapal Kayu

Perencanaan kapal kayu perairan pantai dengan dimensi pokok sebagai berikut:

Panjang (L) : 17 m

Lebar (B) : 4,5 m

Tinggi (H) : 2,5 m

Sarat air (T) : 2,0 m

Cb : 0,6 m

Karena dalam pembuatan kapal kayu bahan utama yang dipergunakan adalah kayu, maka kayu harus diperhatikan dalam penggunaannya. Maka untuk bagian konstruksi yang penting harus dipergunakan kayu dengan mutu minimum kelas kuat III dan kelas awet III. Selain itu kayu yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kayu yang dipergunakan untuk bagian-bagian konstruksi kapal kayu, yaitu:

· Kualitas kayu yang baik

· Kayu tidak celah cacat dan tidak pecah-pecah

· Kayu tidak berlubang pada lingkaran tahun

· Kayu harus tahan terhadap air,cuaca musim, jamur serangga

· Kayu tidak mudah dimakan tiram dan tidak mudah lengkung

Sedangkan bahan pengikat yang dipergunakan untuk pengikat-penguat bagian-bagian konstruksi kapal kayu adalah paku, sekrup, mur-baut dan klem. Sedang bahan yang dipergunakan untuk menjamin kekedapan antara sambungan-sambungan konstruksi (papan-papan kayu) adalah pakal, dempul dan cat. Bahan pakal yang dipergunakan untuk pekerjaan pendupulan antara lain:

- ter ditambah sedikit pasir

- dammar + minyak tanah + minyak cat

Untuk konstruksi yang melengkung maka diperelukan kayu yag melengung, berikut cara untuk melengkungkan kayu :

1. Cara pemanasan (dengan pertolongan api) yaitu balok kayu yang akan dilengkungkan dipanasi dengan api (yang diperoleh dari kompor api atau blander api)
2. Cara penguapan (dengan pertolongan uap air) yaitu balok kayu yang akan dilengkungkan dimasukkan kedalam kotak, kemudian uap air dimasukkan kedalam kotak tersebut. Cara penguapan memerlukan waktu kira-kira 2-4 jam.

Dalam menentukan ukuran balok-balok konstruksi kapal kayu tergantung dari:

1. Angka penunjuk : L(B/3 + H) = 17 (4,5/3 + 2,5)

= 17 x 4 (m2)

= 68 m2

2. Daerah pelayaran :

pelayaran pantai.

Penentuan balok/ukuran balok-balok konstruksi kapal kayu;

1. Lunas

Ukuran lebar x tinggi lunas (lunas luar dan lunas dalam) didapat dari table 1 serta tergantung dari angka penunjuk L(B/3 + H). Karena angka penunjuknya 68 m2 maka kapal hanya memiliki lunas luar dan tidak perlu mempunyai lunas dalam. Sehingga ukuran lunasnya 235 x 365 serta luas penampang 855 cm2

2. Linggi Haluan dan Linggi Buritan

a. Ukuran lebar x tinggi linggi haluan didapat dari tabel 1 yaitu 200 x 300 mm. tinggi linggi haluan diatas garis air muat > 80% dari linggi haluan sehingga menjadi =

300 mm + (80% + 300 mm) = 540 mm

Tinggi linggi buritan ≥ 105% dari tinggi linggi haluan =

300 mm + (105% + 300 mm) = 615 mm

Lebar linggi buritan = lebar linggi haluan = 200 mm.

Panjang linggi haluan yang dibutuhkan sekitar 5 m.

b. Linggi Baling-baling

Jarak antara tabung buritan dengan sisi dalam sponeng > 20 mm. Apabila angka penunjuk : L(B/3 + H) >120, maka jarang antara lubang tabung buritan dengan sisi dalam sponeng > 25 mm.

Lutut linggi sebagai sebagai penguat sambungn antara linggi dengan lunas luar lutut linggi harus berimpitan dengan lunas luar dan linggi haluan sepanjang 3 x tinggi lunas.

c. Ketentuan yang harus dipenuhi untuk sambungan linggi antara lain :

- sambungan linggi haluan harus terletak diatas garis air-garis muat dengan panjang sambungan 5 x tinggi linggi haluan.

- sambungan antara lunas dengan linggi haluan/linggi buritan harus dipasang stop water dititik pertemuan antara sponeng dengan sambungan.

3. Gading dan Wrang

a. Ada 4 macam jenis gading, yang digunakan yaitu jenis gading lengkung tunggal yang mempunyai bentuk dasar U.

b. Ukuran gading

Panjang jarak gading dapat dilihat dari tabel 6a. Tergantung dari angga penunjuk:

L (B/3 + H) = 68 m2, jarak gading diambil sesuai dengan angka penunjuk tersebut jika tidak terdapat yang sesuai maka dapat dicari dengan interpolasi.

Maka jarak gading = a = 380 + ((68-60)/(70-60)) x (405-380) = 380 + 8/10 x 25

= 380 + 20 = 400 mm

Untuk tinggi dan tebal gading adalah

B/3 + H = 4,5/3 + 2,5 = 4 m

Ukuran tebal x tinggi didapat dari tabel 6.

Modulus untuk jarak gading 100 mm = W100 = 90 cm2

Maka modulus untuk jarak gading 400 mm = 90 x 400/100 = 360 cm2

Tebal dicari dengan cara interpolasi :

Tebal gading = 95 + (360-342)/(400-342) x (100-95) = 95 + 18/58 x (5) = 96,55 mm

= 97 mm

Tinggi gading = 147 + (360-342)/(400-342) x (155 - 147) = 149,48 mm

= 150 mm

Tinggi gading = 110 + (360-342)/(400-342) x (116 – 110) = 111,86 mm

= 112 mm

Jadi, tebal gading = 97 mm

Tinggi gading = 150 mm

= 112 mm

c. Hubungan antara gading dengan wrang

Gding lambung kiri dan gading lambung kanan dihubungkan dengan wrang. Tinggi wrang didapat dari tabel 4 (diukur dari sisi atau lunas luar). Tinggi untuk kapal pelayaran dan untuk kapal dengan lunas luar saja,yaitu :

B/3 + H = 4 m

Maka tinggi wrang = 240 + (4-3,8)/(4,2-3,8) x (260-240) = 250 mm dari sisi atas lunas luar.

Tebal wrang = tebal gading = 97 mm

Panjang wrang ≥ 0,4 B’ (B’ = lebar kapal setempat)

d. Banyaknya gading pada panjang kapal 17 m dengan jarak gading 400 mm adalah 43 gading. Jadi banyaknya kebutuhan gading :

· pajang gading terbesar yaitu B + 2xH = 4,5 m + 2 x 2,5 m = 9,5 m

· jika banyak gading 43 gading, maka = 9,5 m x 43 gading

= 408,5 m

· karena Cb = 0,6 maka panjang gading yang dibutuhkan didapatkan

= 0,6 x 408,5 m = 245,1 m. Dengan tebal 97 mm.

4. Galar Balok dan galar kim

a. Terdapat 3 macam galar balok, yaitu:

· galar balok utama

· galar balok samping-galar balok sisi

· galar balok bawah

Pada angka penujuk L(B/3 + H) ≥ 55 maka setiap sisi/lambung harus dipasang galar balok utama, galar balok samping dan galar balok bawah.

Ukuran tebal x tinggi galar balok didapat dari tabel 5.

v Galar balok utama

Tinggi = 295 + (68-60)/(70-60) x (325-295) = 295 + 8/10 (30) = 319 mm

Tebal = 61 + (68-60)/(70-60) x (67-61) = 65,8 mm

= 66 mm

Tinggi = 275 + (68-60)/(70-60) x (305-275) = 299 mm

Tebal = 65 + (68-60)/(70-60) x (72-65) = 70,6 mm à

= 71 mm

v Galar balok samping

Tinggi = 96 + (68-60)/(70-60) x (105-96) = 103,2 mm

= 104 mm

Tebal = 104

v Galar balok bawah

Tinggi = 174 + (68-60)/(70-60) x (185-174) = 182,8 mm

= 183 mm

Tebal = 53 + (68-60)/(70-60) x (59-53) = 57,8 mm

= 58 mm

Jadi tinggi x tebal :

à Galar balok utama : 319 mm x 66 mm ~ 299 mm x 71 mm

à Galar balok samping : 104 mm x 104 mm

à Galar balok bawah : 183 mm x 58 mm

Diluar daerah 0,25 L1 dan 0,75L1 penampang galar balok dapat diperkecil secara berangsur-angsur 75%.

b. Galar kim harus dipasang pada setiap sisi/lambung kapal, dimana galar kim dapat terdiri dari beberapa balok kayu. Ukuran tebal x tinggi didapat dari tabel 5.

Ukuran tebal x tinggi :

Tinggi = 245 + (68-60)/(70-60) x (255-245) = 253 mm

Tebal = 58 mm

Diluar penampang 0,25 L1 dan 0,75 L1 penampang galar kim dapat diperkecil secara berangsur-angsur sampai 75%. Galar kim boleh disambung memanjang dan harus dipasang dari muka sampai belakang kapal. Untuk kapal yang mempunyai palkah ikan, galar kim dapat terputus pada dinding sekat palkah sekat ikan, tetapi galar kim dengan dinding sekat dihubungkan dengan lutut.

c. panjang galar yang dibtuhkan diperkirakan sampai sepanjang kapal yaitu +/- 7 m.

5. Pengikat linggi

a). Galar balok dan galar kim dengan linggi haluan/buritan harus dihubungkan dengan pengikat linggi (pengikat linggi terbuat dari baja atau kayu).

b). pengikat linggi = lutut linggi harus sampai gading yang terletak dibelakang linggi haluan atau gading yang terletak dimuka linggi buritan, tetapi panjang lengan pengikat linggi ≥ 600 mm.

c). Penampang penikat linggi tergantung dari angka penunjuk L(B/3+H). penampang linggi didapat dari tabel 3.

Penampang pengikat linggi = 20 + (68-60)/(70-60) x (24-20) = 20,8 mm

= 21 mm

Penampang lengan lutut linggi dari kayu = penampang gading tunggal :

Tinggi = 112 ~ 150 mm

Tebal = 97 mm

6. Kulit Luar

a. ukuran tebal papan kulit luar didapat dari tabel 6. Kapal yang memiliki angka penunjuk L(B/3+H) > 50 maka kapal mempunyai lajur lunas dan lajur sisi atas yang tebalnya harus lebih besar dari yang lainnya dan lajur alas.

Tebal sisi dan alas = 42 + (68-60)/(70-60) x (45-42) = 44,4 mm

= 45 mm

Papan lajur sisi atas dan lunas :

Lebar = 460 + (68-60)/(70-60) x (490-460) = 484 mm à 480

Tebal = 49 + (68-60)/(70-60) x (52-49) = 51,4 mm à 52 mm

Diluar penampang 0,25 L1 dan 0,75 L1 penampang galar kim dapat diperkecil secara berangsur-angsur sampai tebalnya sama dengan tebal lajur sisi dan lajur alas.

Tebal papan kulit luar didapat dari tabel 6 untuk jarak gading menurut 2-3, apabila jarak gading diperbesar maka tebal papan harus ditambah menurut perbandingan lurus.

7. Balok geladak dan lutut balok geladak

a. jarak balok geladak didapat dari tabel 7. jarak balok geladak disesuaikan dengan jarak gading yaitu 400 mm.

b. ukuran lebar x tinggi balok geladak didapat dari tabel 8, dimana ukuran balok geladak tergantung dari :

· Panjang setiap balok geladak

· Jarak antara balok geladak

Untuk panjang balok geladak minimal setengah lebar kapal,

maka panjang balok geladak = ½ B = ½ 4,5 m = 2,25 m à 2,4 m

jarak balok geladak = 400 mm

lebar kapal = 4,5 m

Beban geladak untuk jarak balok geladak 100 mm = 0,454 t/cm2

Modulus balok kayu W100 = 8,6 cm3

Maka beban galadak untuk lebar kapal 4,5m

= 0,534 + (4,5-4,4)/(4,8-4,4) x (0,55-0,534) =0,538 t/m2

Modulus balo kayu W400 = 8,6 x 4,0 x 0,538/0,454 = 40,7 cm3 à 40 cm 3

Tegangan yang diijinkan untuk balok geladak kapal kayu =

σk = 260kg/cm2

8. Geladak

a. Ukuran tebal papan geladak didapat dari tabel 7, yaitu 53 mm.

lebar papan geladak = 75 mm à untuk kapal-kapal kecil

100 ~ 130 à untuk kapal-kapal besar

Papan geladak terbuat dari papan yang dipotong secara radial dan sepanjang mungkin.

9. Pagar

a. Apabila panjang kapal L>12 m maka tinggi pagar > 500 mm.

Tebal papan pagar = 0,7 x tebal papan kulit pagar.

Tebal pagar juga dapat diambil dari tabel 7, yaitu 40 mm.

b. Penahan-penahan pagar

Pagar harus diperkuat dengan penyokong pagar. Penyokong ini ditempatkan pada setiap gading yang ketiga (setiap gading yang kedua) atau jarak antara penegar-penegar pagar. = 1 ~ 2 x jarak gading. Ukuran penegar didapat dari tabel 3 seperti pada menghitung gading-gading.

Jarak antar penegar pagar = 1 x jarak gading = 1 x 400 mm = 400 mm.

Jika jarak antar penegar = jarak antar gading maka ukuran penegar juga sama dengan ukuran gading, yaitu :

Tebal = 97 mm

Tinggi = max = 150 mm

min = 112 mm

c. Pagar dalam

Tebal pagar dalam = tebal pagar = 40 mm

Lebar pagar dalam tergantung tergantung dari panjang kapal yaitu panjang kapal L>12 m, lebar pagar dalam = 250 mm, dimana lebar setiap lajur 75 – 130 mm.

d. Tudung pagar

Tebal tudung pagar = 1,5 ~ 2 x tebal papan geladak = 1,5 x 53 mm = 80 mm.

Lebar tudung pagar minimal = tinggi gading (satu lajur papan) = 112 mm.

Sambungan antara lajur-lajur papan dalam dan lajur-lajur tudung pagar dengan memakai sambungn tumpul dan dipasang kayu penyambung didalam pagar dalam serta dibawah tudung pagar.

e. Pisang-pisang = tender

Berfungsi sebagai pelindung sisi-lambung kapal dari benturan-benturan. Dimana pisang-pisang dipasang pada garis geladak dan pada lebar kapal ang terbesar. Pada umumnya pisang-pisang berbentuk setengah lingkkaran, dimana diameter pisang-pisang = 2 ~ 2,5 x lebar lajur-lajur papan kulit luar = 2 x 480 mm = 960 mm

10. Sekat Kedap Air

a. Ada 4 macam sekat kedap air, yaitu:

- sekat tubrukan

- sekat palkah

- sekat kamar mesin

- sekat buritan

b. Konstruksi sekat kedap air terdiri dari :

- Papan sekat kedap air, dimana tebal papan sekat didapat dari tabel 9.

- penegar sekat kedap air, dimana ukuran lebar x tinggi penegar sekat didapt dari tabel 9.

Jarak penegar sekat 530 mm

Jarak penegar sekat tubrukan 425 mm

Tebal sekat kedap air = 45 + (68-60)/(70-60) x (55-45) = 53 mm

Panjang penegar yang berlaku adalah ukuran panjang dari sisi bawah sekat sampai geladak ruang ikan disini menggunakan tinggi kapal (H) = 2,5 m

Maka modulus penampang penegar untuk jarak dasar penegar 100 mm

W100 untuk sekat biasa = 69 cm3

Untuk sekat tubrukan = 85,8 cm3

Maka modulus untuk jarak penegar 530 mm adalah

W530 untuk sekat biasa = (69 x 530)/ 100 = 365,7 cm3 à 366 cm3

W530 untuk sekattubrukan = (85,8 x 530)/ 100 = 454,74 cm3 à 455 cm3

Penegar untuk sekat biasa W530 = 366 cm3

Lebar = 90 + (366-324)/(375-324) x (100-90) = 98,23 mm à 98 mm

Tinggi = 140 + (366-324)/(375-324) x (150-140) = 148,23 mm à 148 mm

Penegar untuk sekat tubrukan W530 = 455 cm3

Lebar = 100 + (455-375)/(500-375) x (165-150) = 159,6 mm à160 mm

11. Pondasi Mesin

a. Ukuran pondasi mesin penggerak kapal tergantung dari :

- tenaga motor

- berat dan ukuran mesin

- roda gigi dan bantalan tekan

- angka perputaran dan jumlah silinder

- sifat perputaran motor

- bentuk konstruksi pondasi (sambungan antara pembujur pondasi dengan wrang)

b. Konstruksi pondasi mesin terdiri dari :

- Pemikul bujur kayu yang tunggal

- konstruksi baja atau kombinasi pemikul bujur kayu dengan penegar baja, yang dihubungkan pada wrang dan gading.

Dimana pemikul bujur kayu harus panjang (dapat memikul mesin, roda gigi dan bantalan tekan).

Panjang pondasi mesin = panjang sekat depan sampai sekat bagian buritan kapal (dimana kamar mesin terletak dibelakang).

B. Teknis pelaksanaan kerja :

Pelaksanaan yang dilakukan secara garis besar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembuatan kapal kayu secara teknis dimulai dengan peletakan lunas, yang selanjutnya secara berurutan dilaksanakan pemasangan linggi, balok air, balok susur, balok-balok poros, transom dan balok caping.

2. Dilanjutkan dengan pemasangan gading yang sudah disatukan dengan wrang. Kemudian untuk menguatkan gading dipasang balok deck, senta, lunas dalam, balok girder, dan tang penegak dan dilakukan pengontrolan, kelurusan, dan keserasian gading.

3. Dipasang papan pengapit (papan kulit pertama yang berhunbungan dengan lunas)yang dilanjutkan pemasangan papan kulit berikutnya. Pemasangan papan kulit pada sisi gading kanan harus bersamaan dan seimbang dengan sisi gading sebelah kiri sampai pekerjaan selesai. Bila pemasangan papan kulit tidak seimbang dan bersamaan, maka akan berpengaruh terhadap bentuk dan kestabilan dari kapal tersebut. Pemasangan papan deck bisa dilaksanakan bersamaan dengan papan kulit, kecuali pada bagian-bagian yang menjadi bukaan geladak utama.

Perbedaan prinsip yang nyata pada pelaksanaan pembuatan kapal kayu secara tradisional dengan secara teknik terletak pada konstruksi pemasangan geladak dan pada pemasangan papan kulit, dimana secara tradisi papan kulit dipasang terlebih dahulu sebelum pemasangan gading dan konstruksi pemasangan gading tidak diperkuat dengan wrang yang langsung di atas lunas, sehingga bentuk kapal dilaksanakan sama dengan bentuk papan kulit.

Sedangkan cara teknis pemasangan papan kulit mengikuti bentuk dan kedudukan gading. Selain hal tersebut pada umumnya pembuatan secara tradisi tanpa menggunakan pedoman gambar dan bestek, sehingga setelah kapal selesai tidak sesuai dengan rencana yang diharapkan.

C. Tinjauan Ekonomi Kapal Kayu

Saat ini kapal kayu sudah mulai ditinggalkan karena terjadi perkembangan tegnologi yang sangat pesat. Saat ini sudah mulai dikembangkan kapal-kapal yang terbuat dari fiberglass dan ferosement. Hal ini dikarenakan dari segi teknik bahan ini lebih sederhana dibandingkan dengan bahan dari kayu. Serta dalam ketersediaan bahan untuk saat ini bahan dari fiberglass dan ferosement lebih mudah didapatkan.

Kapal kayu sebenarnya di Indonesia saat ini masih dilestarikan hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya nelayan Indonesia yang masih menggunakan kapal kayu untuk kegiatan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena dilihat dari segi ekonomi kapal kayu masih lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Kapal kayu lebih ekonomis disebabkan karena teknologi yang digunakan masih sederhana atau bias dibilang dengan cara tradisional sedangkan kapal dengan fiberglass, ferrosement ataupun baja menggunakan tegnologi yang sudah maju.

Namun dalam perkembangannya kapal kayu mulai ditinggalkan karena keekonomisannya mulai berkurang hal ini disebabkan ketersediaan bahan bakunya sudah mulai susah untuk dicari. Karena pada saat ini sudah diatur tentang kerusakan lingkungan. Maka untuk penebangan hutan juga mulai dibatasi dan diatur secara ketat supaya tidak merusak lingkungan. Maka hal ini berakibat pada terbatasnya bahan baku kayu yang digunakan untuk membangun kapal. Karena keterbatasan bahan ini pula menyebabkan harga kayu juga semakin naik.

Yang membedakan kapal kayu dengan kapal yang lain yang sangat terasa yaitu dari segi ekonomi. Berikut terdapat beberapa alasan untuk menggunakan bahan baku kayu dibandingkan dengan bahan yang lain, yaitu:

1. berat jenis yang lebih ringan disbanding dengan baja dan ferrosement.

- kayu = 0.3 s/d 0.9 kg/dm3

- baja = 7.8 kg/dm3

- ferrosement = +/- diatas 3 kg/dm3

2. bukan penghantar panas dan listrik yang baik
3. untuk daerah tropis keberadaannya masih relative lebih mudah didapatkan dan harganya masih lebih murah disbanding baja, fiberglass atau ferrosement.
4. tersedia macam/jenis kayu dengan kualitas yang bervariasi

Kebenaran Pemanasan Global

A. Latar Belakang
Sejak dahulu manusia sampai sekarang, manusia mengalami perkembangan setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.

Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.

Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.

Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.

Untuk itu, Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan studi literature dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Pembahasan dan penjelasan yang dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang pro dan pihak yang kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat keberadaan masalah pemanasan Global ini.

B. Identifikasi Masalah
Timbulnya masalah pemanasan Global yang merupakan masalah lingkungan ini, telah menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hubungannya dengan sebab, keberadaan dan efek atau dampak yang diakibatkan dari pemanasan Global tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan Global ini dapat diuraikan seperti dalam beberapa point berikut:

1. Apakah pemanasan Global selalu memberi dampak buruk?
2. Apakah pemanasan Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai?
3. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari “efek rumah kaca” (“green house effect”)?
4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yang ekstrim?
5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan penyebab terbesar dari perubahan cuaca?
6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan temperatur?

Pemanasan Global ini mengakibatkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Tanpa adanya pemanasan Global, tidak akan ada kehidupan di dunia, karena suhu di bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang rendah. Pemanasan Global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu rata-ratanya mencapai 60? Fahrenheit. Namun, pemanasan Global menjadi permasalahan dan yang masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfir mengalami peningkatan. Akankah kondisi peningkatan konsentrasi gas ini menjadi permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih?

C. Perumusan Masalah
Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer.

Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut.

Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.

Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknolofi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Jika pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu melalui penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan Global ini adalah :
• Untuk mengetahui secara jelas apakah itu pemanasan Global ?
• Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan Global
• Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan Global
• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat mencegah lebih lanjut pemanasan Global tersebut.

Kerangka Teori

A. Pengertian
Sebagai permulaan Karya Tulis ini dan untuk memudahkan pengertian dan persamaan persepsi dalam identifikasi teori dan pembahasan selanjutnya. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian berbagai terminology yang digunakan.
1. Pengertian Global Warming atau Pemanasan Global
Global Warming secara harfiah diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan Global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global.
2. Pengertian Green House Effect atau Efek Rumah Kaca
Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataannya, pemanasan Global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfir. Dan ketika bumi meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon dioksida.
3. Pengertian Perubahan Cuaca
Peningkatan konsentrasi gas pada lapisan atmosfir telah mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan abad 20, temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan 0.5 – 1.0 ?F. Dan perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para ahli akan mencapai 1-4.5 ?F atau 0.6-2.5 ?C dalam 50 tahun mendatang tergantung pada wilayah di bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung pada Samudra Arktik.
Secara Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat.
Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam atmosfir dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan Global pada permukaan bumi.


B. Penelitian yang Relevan
Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang memiliki keahlian yang relevan, terutama dalam topik ini adalah para pemerhati dan peneliti lingkungan. Berbagai penelitian telah dilakukan secara internasional, karena memang masalah ini menyangkut manusia secara keseluruhan, jadi tidak terbatas oleh negara dan ras.
Sebagai pemicu untuk memulai penelitian, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan kunci yang melandasi penelitian tersebut:
• Apa itu pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global benar-benar terjadi? Dan seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari bukti-bukti tersebut?
• Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global kemungkinan disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca?
• Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan Global, apabila hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di uadara dan emisi?
• Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia akan dijelaskan di bawah ini:
1. Pada tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur Global selama 3 bulan pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan, dan lebih tinggi dari temperatur yang pernah dicapai buni dalam 1000 tahun terakhir. Penelitian ini dimotori oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK government’s Hadley Centre yang khusus meneliti dan memprediksikan perubahan iklim dunia.
2. Pada tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James Baker, sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, bersamaa dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office, memperingatkan bahwa iklim dunia berubah dengan cepat, dan manusia harus segera menindaki perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi emisi karbon dioksida ke udara.
3. Pada tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union, suatu badan keilmuan internasional yang membawahi sekitar tiga puluh lima ribu ilmuwan yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang Bumi dan planet-planet mengeluarkan pernyatan yang berani mengenai perubahan iklim dan hubungannya dengan gas-gas efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengadakan serangkaian penelitian mengenai pemanasan Global.
4. Pada tanggal 17/01/2002, didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian yang dilakukan oleh NASA di Langley Research Centre, yang membantah pernyataan Richard Lindzen, seorang skeptis, yang menyatakan bahwa pengurangan jumlah awan di daerah tropis akan menyebabkan pendinginan terhadap bumi dan mengatasi pemanasan Global yang mungkin terjadi. Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa awan-awan ini akan memperkuat efek rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan Global.
5. Pada tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur Global mengalami peningkatan tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu lalu.


D. Hipotesis

• Pemanasan Global memang benar-benar ada.
• Pemanasan Global telah lama terjadi.
• Pemanasan Global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2,No2, dan lain-lain.
• Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.
• Adanya pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin meningkat.
• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa dampak negatif bagi bumi.